Kelompok ekstrimis di Kenya melempari sebuah gereja di Nairobi, Minggu (30/9) dengan granat. Akibatnya satu anak tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka. Granat tersebut meledak disebuah ruangan yang sedang melaksanakan sekolah minggu. Aparat keamanan mencurigai pelemparan ini didalangi oleh gerombolan Al-Shabab.
“Kami tengah beribadah di gereja saat tiba-tiba terdengar ledakan dan orang mulai berhamburan keluar. Kami menyadari kemudian bahwa ledakan itu menyebabkan beberapa anak terluka dan mereka dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, satu orang tidak berhasil diselamatkan," ungkap salah satu jemaat gereja, Irene Wambui .
Sementara itu Juru bicara polisi, Charles Owino menyatakan bahwa pihaknya mencurigai gerombolan Al-Shabab sebagai dalang dari serangan ini. Pihaknya juga telah menangkap beberapa orang yang dicurigai sebagai pelaku. “Kami mencurigai yang terlibat adalah simpatisan al-Shabab. Polisi Kenya telah menahan beberapa tersangka terkait serangan granat ini," kata Owino.
Sementara itu pemerintah Kenya juga bereaksi keras terhadap serangan tidak bertanggungjawab ini. Menurut Perdana Menteri Raila Odinga, serangan itu dimaksudkan untuk memicu ketegangan antara umat beragama, yaitu Muslim dan Kristen. Dirinya menghimbau agar masyarakat berjaga-jaga dan menahan diri untuk tidak terpancing melakukan serangan balasan.
Gerombolan Al-Shahab adalah kelompok yang berupaya mendirikan negara agama konservatif dengan kekuatan bersenjata. Aksi-aksi teror yang dilakukannya beberapa kali membuat masyarakat terbunuh. Hingga kini aparat setempat masih memburu dan melakukan pengejaran untuk menangkap seluruh kelompok itu.
Iblis terus bekerja untuk merusak dan melemahkan iman umat percaya. Salah satunya dengan mempergunakan kelompok yang hanya mengejar kekuasaan dengan menargetkan anak-anak sebagai korban. Saatnya umat percaya bersatu hati untuk berjaga dan berdoa, juga mendesak setaip pemerintah untuk tempil kedepan menjaga generasi penerus dengan menangkap dan mengadili setiap kelompok yang menjadi pengacau.